
Efek ekonomi yang dirasakan Indonesia karena Covid-19 rupanya tidak bermain-main. Tidak bingung bila Presiden Joko Widodo (Presiden Jokowi) di pertemuan terbatas 18 Juni lalu marah serta berulang-kali mengatakan jika situasi sekarang ini ialah situasi yang tidak biasa alias mengagumkan.
Diperkirakan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 akan turun tajam yaitu alami kontraksi sampai minus 5,1 %.
“Perkembangan ekonomi nasional pada kuartal II-2020 akan alami kontraksi yang sekitar -3,5 % sampai -5,1 %, dengan titik tengah -3,8 %,” katanya, di pertemuan kerja dengan Tubuh Budget (Banggar) DPR RI tentang Laporan Semester I serta Prognosis Semester II Penerapan APBN 2020, Kamis 9 Juli 2020.
Menkeu Sri Mulyani ucap Materi Diklat ini berlangsung sebab ada desakan hebat dari epidemi Covid-19 yang paling berat di bulan April serta Mei.
“Efek epidemi Covid-19 pada perekononian kita pada tahun 2020 ini ialah perkembangan yang turun,” kata Sri Mulyani.
Menurut Menkeu Sri Mulyani pelemahan perekonomian sebab Covid-19 telah nampak semenjak kuartal I-2020, dimana cuma dapat tumbuh 2,97 %. Walau sebenarnya, desakan epidemi nampak di RI baru pada Maret 2020.
“Kami memperlihatkan jika pada kuartal I terjadi pengurangan yang cukup mencolok dari ada Covid ini yakni ada pengurangan perkembangan di rata-rata 3 % atau 2,97 %. Ini pengurangan cukup tajam dibanding rata rata perkembangan kita yang ada di atas 5 %,” katanya.
Dengan perkembangan di kuartal I cuma 2,97 % serta pada kuartal II diproyeksi minus sampai 5,1 % dengan titik tengah minus 3,8 %, karena itu PDB selama semester I-2020 dinyatakan akan minus.
“Hingga range semester I range dari perkembangan Pelatihan Pajak ekonominya ialah di antara -1,1 % sampai -0,4 %,” tuturnya.
Selanjutnya, dia mengharap di kuartal III mulai bisa ada perbaikan dengan perkembangan mengarah positif. Kuartal III diproyeksi dapat tumbuh positif 1,2 % sampai minus 1 % serta kuartal IV seutuhnya positif dikisaran 1,6 % sampai 3,2 %.
“Kuartal III kita mengharap akan berlangsung pemulihan. Oleh karenanya kelak prediksi ekonominya kita masih dapat capai range yang dekati 0 atau serta positif yakni di antara -0,4 % sampai 1 % (full year),” tegasnya.
Mudah-mudahan perkiraan ini tidak betul-betul berlangsung serta perekonomian Indonesia dapat lebih baik bertambah cepat.